Bawaslu KLU Sosialisasikan Pendidikan Pemilih Pemula di SMAN 1 Gangga: Gen Z Kawal Demokrasi Bersih dan Jujur
|
lombokutara.bawaslu.go.id--— Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Lombok Utara (KLU) kembali menggelar kegiatan Sosialisasi Partisipatif Suara Demokrasi yang menyasar pemilih pemula. Kegiatan yang berlangsung di SMAN 1 Gangga ini digelar bertepatan dengan apel pagi, Senin (22/09), dan diikuti oleh seluruh civitas akademika serta siswa-siswi sekolah tersebut.
Mengusung tema “Gen Z, Kawal Pemilu yang Demokratis Berasaskan Luber dan Jurdil”, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi demokrasi di kalangan generasi muda sekaligus membekali mereka dengan pemahaman terkait pentingnya partisipasi aktif dalam pemilu dan pengawasan terhadap pelanggaran.
Hadir sebagai pembina apel sekaligus narasumber, Staf Divisi HP2H Bawaslu KLU, Hadi Pranatha, S.H., menekankan bahwa generasi muda, khususnya pemilih pemula, memiliki kekuatan besar dalam menentukan masa depan demokrasi Indonesia.
“Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 50% pemilih dalam Pemilu 2024 adalah anak muda. Maka, generasi ini harus dibekali dengan pengetahuan yang cukup agar tidak mudah terpengaruh oleh praktik-praktik yang mencederai demokrasi, seperti politik uang,” ucap Hadi.
Hadi juga mengajak siswa/siswi untuk menggunakan hak pilih secara bertanggung jawab serta aktif mengawasi proses Pemilu dan Pilkada ke depan. Selain itu ia juga menyinggung bahaya politik uang yang masih menjadi tantangan dalam setiap kontestasi politik.
“Politik uang bukan hanya berupa uang tunai, tapi bisa juga dalam bentuk barang atau janji-janji. Ini berbahaya karena bisa merusak akuntabilitas dan kualitas hasil pemilu,” jelasnya.
Dikatakannya juga bahwa pelaku politik uang, termasuk pemilih yang menerima suap, dapat dikenai sanksi hukum. Oleh karena itu, ia mengajak siswa untuk tegas menolak politik uang dan turut menyebarkan kesadaran ini di lingkungan sekitarnya. Tak kalah penting, edukasi ini juga menekankan pentingnya bijak bermedia sosial, terutama menjelang pemilu. Siswa diajak menjadi konsumen informasi yang kritis, memverifikasi fakta sebelum menyebarkannya, serta menghindari menjadi bagian dari penyebaran hoaks.
“Di era digital, kita harus menjadi warga digital yang bertanggung jawab. Jangan asal sebar informasi sebelum tahu kebenarannya,” tegasnya.
Disampaikannya juga hasil pemetaan kerawanan Pemilu yang telah dilakukan sebelumnya, sebagai dasar untuk pendekatan persuasif dalam upaya pencegahan pelanggaran.
“Fokus kami adalah membangun kesadaran akan pentingnya pengawasan partisipatif. Dugaan pelanggaran bisa muncul dari mana saja, termasuk di lingkungan sekitar peserta didik. Maka dari itu, edukasi sejak dini sangat penting,” jelas Hadi.
Bawaslu KLU juga menyampaikan apresiasi kepada seluruh civitas SMAN 1 Gangga atas netralitasnya selama pelaksanaan Pemilu dan Pilkada sebelumnya.
“Pertahankan netralitas itu. Ini adalah bagian dari komitmen kita menjaga demokrasi yang sehat,” tambahnya.
Pihak sekolah menyambut baik kehadiran Bawaslu Lombok Utara dan menyatakan dukungan terhadap program edukasi semacam ini. Mereka berharap kegiatan serupa dapat terus dilakukan secara berkala untuk memperkuat literasi politik, integritas, dan kesadaran demokrasi di kalangan pelajar.
Penulis dan Foto : Wr
Editor: Wr