Lompat ke isi utama

Berita

Bawaslu Lombok Utara Gelar Optimalisasi Pengawasan Partisipatif Bersama Kelompok Generasi Milenial Dan Gen Z

Foto Bersama

Ketua Bawaslu Provinsi NTB Itratip (Jaket Putih) di dampingi Ketua Bawaslu Lombok Utara, Deni Hartawan (Baju Kemeja Kotak-kotak) bersama Koordinator Divisi Hukum, Pencegahan Parmas dan Humas, Ria Sukandi (Baju Kemeja Batik) saat foto bersama dalam kegiatan Optimalisasi Pengawasan Partisipatif Bersama Kelompok Generasi Milenial dan Gen Z Lombok Utara Pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024 

lombokutara.bawaslu.go.id---- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kabupaten Lombok Utara (KLU) menggelar 
Optimalisasi Pengawasan Partisipatif Bersama Kelompok Generasi Milenial dan Gen Z Lombok Utara Pada Pemilihan Kepala Daerah Tahun 2024 di Angkringan Balap, Tanjung pada Kamis, 10 Oktober 2024.

Ketua Bawaslu Provinsi Nusa Tenggara Barat Itratip dalam sambutan sekaligus membuka menyampaikan beberapa hal penting terkait tahapan kampanye yang sedang berlangsung. Pasalnya para pasangan calon dan tim relawan baik yang terdaftar maupun yang tidak terdaftar sedang bergeriliya siang malam untuk mendatangi pemilih dengan cara door to door dalam upaya meyakinkan bahwa  pasangan calonnya yang layak untuk di pilih.

"Pada proses tahapan kampanye ini tentu pasangan calon, tim relawan, tim kampanye punya banyak strategi, punya metodelogi kampanye yang berbeda dan tidak hanya bersifat konvensional tetapi juga menggunakan media sebagai tempat menyampaikan visi misi dan program kerja,"terangnya

Menurutnya, metode ini sering di kenal dengan nama pertemuan tatap muka dan terbatas. Selain itu pasangan calon, tim kampanye dan relawan harus menggunakan media sosial dengan segala macam bentuk layanannya untuk memasangkan, memamerkan aktivitasnya, memamerkan visi-misinya, untuk mempengaruhi membentuk persepsi sehingga masyarakat dalam memilih punya informasi terkait dengan pasangan calon yang bersangkutan.

"Pada konteks ini kita sadar betul bahwa generasi z dan milenial itu merupakan generasi tumbuh yang artinya lahir saat layanan media sosial ini sedang populer, sehingga hampir tidak ada aktivitas yang tidak bersentuhan dengan dunia digital atau internet,"kata Itratip

Dikatakanya juga berdasarkan data menyebutkan bahwa hampir sebagian besar kehidupan sosial generasi z itu selalu berinteraksi dengan media sosial.

"Kita bisa melihat dikesempatan ini, pasti kita pegang hp, mengecek informasi, mengecek status atau membuat status sendiri,"

"Karena generasi milenial merupakan generasi yang butuh kemampuan dari lingkungannya dengan cara-cara instan dan spontan, seperti kita sering melihat postingan dan status dimedia sosial hampir tidak ada orang tua atau saudara yang memposting adeknya juara kelas atau punya prestasi disekolah atau dilingkungannya. Beda dengan dulu kalo dulu orang tua kita, saudara kita kalo bertemu dengan orang, bercakap-cakap yang diceritakan prestasi atau kenakalan anaknya disekolah, tetapi kalo sekarang yang kita pamerkan bagaimana cara berjoget, bagaimana cara mengcopy paste suatu aktivitas yang sedang viral saat ini, Ini salah satu kekurangan yang dialami oleh generasi z yang menurut data-data sahabat bisa cari di google,"jelasnya

Itratip juga mengungkapkan bahwa selain kekurangan seperti itu generasi z juga berlimpah informasi.

"Informasi ya didapat banyak sekali tetapi masih dangkal, karena status dimedia sosial itu sifatnya sangat informatif," ungkapnya

Dalam pada itu putra asli bayan tersebut berharap agar generasi z dan generasi milenial berperan aktif dalam melakukan pemantauan secara intensif terhadap dinamika, isu, status atau postingan yang muncul di akun-akun media sosial atau platform digital yang ada.

"Kenapa ini penting, karena kita ingin mengidentifikasi isu - isu apa saja yang muncul dimedia sosial selama tahapan kampanye berlangsung seperti, berita hoaks, ujaran kebencian atau hal lainnya yang bisa mengganggu proses demokrasi berjalan,"tutupnya.

Penulis dan Foto : Wr